SELAMAT DATANG DI BLOGGER RIKA

Kamis, 26 Desember 2013

HAKEKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN




A.   PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Istilah “teknologi” berasal dari bahasa Yunani: technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains; dan logos berarti ilmu. Teknologi, menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.
Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Sedang dalam arti luas adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dari definisi tersebut minimal ada dua hal yang penting di garis bawahi, yaitu proses dan belajar manusia. Keduanya bersifat dinamis dan melibatkan human factor sebagai penggerak motor prose situ sendiri.
Teknologi pendidikan adalah   merupakan suatu  proses integral  yang meliputi manusia, prosudur, ide-ide peralata dan organisasi, dalam menganalisis  masalah serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah itu yang berhubungan dengan  segala aspek  belajar manusia (Yusuf hadi Miarso.1984) .
Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, ataupun hanya PBM, teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia. Dengan demikian aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penelitian, perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan perangkat lunaknya atau software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan, dengan pendekatan yang sistematik.

Berdasarkan definisi AECT 2004 ( AECT Definition and Terminologi Committee document #MM4.0 ), Teknologi Pendidikan adalah :
 Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses  dan sumber daya teknologi.)
Dalam definisi ini mengandung beberapa elemen kunci yaitu :
a)     Studi. Pemahaman teoritis, sebagaimana dalam praktek teknologi pendidikan memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang berkelanjutan melalui penelitian dan refleksi praktek, yang tercakup dalam istilah studi.
b)    Etika Praktek. Mengacu kepada standard etika praktis sebagaimana didefinisikan oleh Komite Etika AECT mengenai apa yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan.
c)     Fasilitasi. Pergeseran paradigma kearah kepemilikan dan tanggung jawab pembelajar yang lebih besar telah merubah peran teknologi dari pengontrol menjadi pem-fasilitasi.
d)    Pembelajaran. Pengertian pembelajaran saat ini sudah berubah dari beberapa puluh tahun yang lalu. Pembelajaran selain berkenaan dengan ingatan juga berkenaan dengan pemahaman.
e)     Peningkatan. Peningkatan berkenaan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata.
f)     Kinerja. Kinerja berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya.
Berdasarkan definisi 1994, Teknologi Pembelajaran adalah Teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.
Komponen definisinya adalah: teori dan praktekdesain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan,dan penilaianproses dan sumber;untuk keperluan belajar.                 
Selanjutnya bahwa Teknologi pendidikan juga dapat ditafsirkan, merupakan bidang spesialisasi dari ilmu dan praktek pendidikan, memberikan prioritas perhatian pada proses belajar dengan merancang dan menggunakan pesan, peroses penyusunan dengan melibatkan orang dan mesin dalam lingkungan pendidikan, kegiatan meliputi perencanaan, produksi, seleksi, manajemen  dan pemamfaatan  orang  dan mesin serta seluruh sistem instruksional.
Teknologi pendidikan itu  bukan berarti penggunaan produk teknolologi dalam bidang pendidikan misalnya , seperti pendingin ruangan, penggunaan komputer dan sebagainya. Tapi  teknologi pendidikan tersebut adalah sebuah pendekatan yang unik yaitu berupa pengintegrasian secara sistematis keseluruhan fungsi pengembangan dan pengelolaan  sumber –sumber  belajar yang  memungkinkan anak didik  terlibat dalam proses belajar.
B.   DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI
1.      Menurut Nasution (1987 : 20) Teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat informasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.
2.      Teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem- sistem, teknik, dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution, 1987 : 7)
3.      Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahanya, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. (Miarso, 1986 : 1)
4.      Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang garapan khusus yang berkepentingan mengatasi permasalahan belajar pada manusia, dengan memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non-insani dan menerapkan konsep sistem dalam usasha pemecahannya itu.
5.      Definisi awal Teknologi Pendidikan (1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai media, media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar, dan tampilan media ini menampilkan suatu mata pelajaran.
6.      Teknologi Pendidikan (1960) dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan- kemungkinan solusi dari permasalahan tersebut.
7.      Teknologi pendidikan (1970) adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan belajar yang spesifik.
8.       (Menurut AECT 1972) Teknologi pendidikan adalah satu bidang atau disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
9.      Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
10.  Menurut AECT (2004) Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) dan meningkatkan kinerja.
11.  Mac kanzie dan Eraunt teknologi merupakan study sistematik mengenaicara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif.defenisi ini mempinyai cirri cirri, yaitu tidak menyebutkan perangkat keras dan perangkat lunak dan berorientasi pada proses pencapaian tujuan .
Dari pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktifitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara sistematis.
C.   TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
Setiap cabang ilmu membutuhkan dasar atau patokan sebagai pembenaran. Dalam falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai 3 komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh yang didukungnya  yaitu Ontologi (apa) yaitu rumusan gejala pengamatan pada suatu objek telaah, yang tidak digarap bidang telaah lain, Epistemiologi (bagaimana) yaitu usaha untuk memperoleh kebenaran dalam objek telaah dan Aksiologi (untuk apa) yaitu nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari objek telaah.
Sejumlah asumsi dimunculkan sebagai dasar patokan pembenaran untuk menentukan gejala yang diamati yaitu :
1.      Ilmu pengetahuan berkembang pesat, dengan implikasi bagi kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangannya.
2.      Pertambahan jumlah penduduk, implikasi semakin banyak yang membutuh pendidikan.
3.      Perubahan sosial, ekonomi, politik, industri, dan budaya, implikasi re-edukasi pendidikan ( terus menerus)
4.      Budaya dan penyebaran teknologi semakin luas, termasuk didalamnya bidang pendidikan.
5.      Semakin terbatasnya sumber tradisional, menuntut adanya sumber baru dan pemanfaatan sumber terbatas secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dari serangkaian implikasi yang muncul dari asumsi diatas, maka diperlukan suatu telaah khusus, hal ini dijadikan telaah/penggarapan dalam teknologi pendidikan yang tidak digarap dalam bidang ilmu lain. Itulah yang menjadi alasan mengapa landasan teknologi pendidikan perlu dipersoalkan.
Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan dikaitkan dengan pertanyaan;
1.      Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
a.       Wujud Objek Telaah
Mengarah kepada Apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan. Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan dibagi 4, yaitu:
1)      Revolusi ke-1, orangtua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada orang lain yang ahli.
2)      Revolusi ke-2, pembelajaran menggunakan bahasa lisan/tulisan, kegiatan pendidikan dilembagakan.
3)      Revolusi ke-3, muncul media cetak, terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak siswa dan lebih cepat, sementara itu kemampuannnya makin terbatas hingga perlu menggunakan media.
4)      Revolusi ke-4, muncul media elektronik. Pada saat ini, teknologi dan media dalam dunia pendidikan berkembang pesat. Pendidikan mulai difokuskan pada mengajar anak didik tentang bagaimana belajar.
Ajaran selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui sumber dan saluran. Hal ini memunculkan gejala-gejala baru, yaitu:
1)      Adanya berbagai macam sumber belajar termasuk orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
2)      Perlunya sumber tersebut dkembangkan, baik secara konseptual maupun secara factual.
3)      Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan maupun sumber-sumber belajar untuk belajar.
Ketiga hal diatas merupakan ruang lingkup wujud objek penelaahan (landasan ontologi), teknologi pendidikan.Sumber lain menyatakan, bahwa ontologi dari teknologi pendidikan yaitu:
1)      Belajar sepanjang hayat (life long education).
2)      Kesempatan belajar terbatas.
3)      Sumber belajar tradisional terbatas.
4)      Sumber yang ada dan potensial belum didayagunakan.
5)      Perlu usaha khusus.
6)      Perlu pengelolaan dengan pendekatan baru.
b.      Penggarapan Objek Telaah
Mengarah kepada Sampai dimana ruang lingkup objek telaah. Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya, objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua  ilmu digabung secara sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.
Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya dikelola secara simultan. Semua situasi diperhatikan dan dikaji secara saling terkait, bukan terpisah-pisah.
2)      Unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik.
3)      Penggabungan proses kompleks di atas harus mengandung sinergisme (daya lipat) berbeda jika masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri.
Ketiga ciri diatas merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun  menjadi penggarapan objek telaah (landasan epistimologi) teknologi pendidikan.Sumber lain menyatakan, bahwa epistimologi dari teknologi pendidikan adalah:
1)      Isomeristik: penggabungan berbagai disiplin menjadi kebulatan tersendiri.
2)      Pendekatan sistematik: berurutan, terencana dan terarah.
3)      Pendekatan sinergistik: berdaya lipat/bernilai tambah.
4)      Pendekatan sistemik: menyeluruh/komprehensif.
5)      Pendekatan inovatif: sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya.
6)      Integratif: terjalin dalam suatu sistem atau sruktur dan tidak terpisahkan.
c.       Hasil Penggarapan Objek Telaah
Ini mengarah kepada Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru. Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan.
Kegunaan teknologi pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1)      Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan cara:
a)      Mempercepat tahapan belajar.
b)      Membantu guru menggunakan waktu lebih baik.
c)      Mengurangi beban guru menyajikan informasi.
2)      Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual.
a)      Mengurangi kontrol yang kaku dari guru.
b)      Memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya.
3)      Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah.
a)      Perencanaan program pembelajaran lebih sistematis.
b)      Pengembangan bahan dilandasi penelitian perilaku.
4)      Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan:
a)      Meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi.
b)      Penyajian data dan informasi secara lebih  kongkrit.
5)      Memungkinkan belajar secara lebih akrab, karena dapat:
a)      Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
b)      Memberikan pengetahuan dari tangan pertama.
6)      Memungkinkan penyajian materi lebih luas dan merata.
a)      Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secara lebih luas.
b)      Penyajian informasi menembus batas geografis.
Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu.Dalam versi lain, dinyatakan bahwa aksiologi dari teknologi pendidikan yaitu:
1)      Efektivitas dan produktivitas kegiatan.
2)      Efisien sipenyelenggaraannya
3)      Meluaskan kesempatan pendidikan.
4)      Penyesuaian dengan kebutuhan dan kondisi pembelajar.
5)      Keserasian dengan perkembangan lingkungan.
6)      Pendekatan dari bawah (buttom-up approach).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar