A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Istilah “teknologi”
berasal dari bahasa Yunani: technologis.
Technie berarti seni, keahlian atau
sains; dan logos berarti ilmu.
Teknologi, menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari
pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.
Menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) Teknologi pendidikan dalam arti sempit
bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam
pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Sedang dalam arti luas
adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving,
melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia.
Dari definisi tersebut
minimal ada dua hal yang penting di garis bawahi, yaitu proses dan belajar
manusia. Keduanya bersifat dinamis dan melibatkan human factor sebagai
penggerak motor prose situ sendiri.
Teknologi pendidikan
adalah merupakan suatu proses integral yang meliputi
manusia, prosudur, ide-ide peralata dan organisasi, dalam menganalisis
masalah serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
itu yang berhubungan dengan segala aspek belajar manusia (Yusuf
hadi Miarso.1984) .
Dalam konteks
pendidikan yang lebih umum, ataupun hanya PBM, teknologi pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem, teknik dan alat bantu untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia. Dengan demikian
aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penelitian,
perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan perangkat lunaknya atau
software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan
penilaian pendidikan, dengan pendekatan yang sistematik.
Berdasarkan definisi
AECT 2004 ( AECT Definition and Terminologi Committee document #MM4.0 ),
Teknologi Pendidikan adalah :
Educational technology is the
study and ethical practice of facilitating learning and improving performance
by creating, using, and managing appropriate technological processes and
resources. (Teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan,
penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.)
Dalam definisi ini mengandung beberapa elemen kunci yaitu :
a)
Studi. Pemahaman teoritis, sebagaimana dalam praktek teknologi pendidikan
memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang berkelanjutan melalui
penelitian dan refleksi praktek, yang tercakup dalam istilah studi.
b)
Etika Praktek. Mengacu kepada standard etika praktis sebagaimana didefinisikan oleh
Komite Etika AECT mengenai apa yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi
Pendidikan.
c)
Fasilitasi. Pergeseran paradigma kearah kepemilikan dan tanggung jawab
pembelajar yang lebih besar telah merubah peran teknologi dari pengontrol
menjadi pem-fasilitasi.
d)
Pembelajaran. Pengertian pembelajaran saat ini sudah berubah dari beberapa puluh tahun
yang lalu. Pembelajaran selain berkenaan dengan ingatan juga berkenaan dengan
pemahaman.
e)
Peningkatan. Peningkatan berkenaan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan
pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam kapabilitas, yang membawa dampak
pada aplikasi dunia nyata.
f)
Kinerja. Kinerja berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan
mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya.
Berdasarkan definisi
1994, Teknologi Pembelajaran adalah Teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk
belajar.
Komponen definisinya
adalah: teori dan praktek; desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan,dan penilaian; proses dan sumber;untuk keperluan belajar.
Selanjutnya bahwa
Teknologi pendidikan juga dapat ditafsirkan, merupakan bidang spesialisasi dari
ilmu dan praktek pendidikan, memberikan prioritas perhatian pada proses belajar
dengan merancang dan menggunakan pesan, peroses penyusunan dengan melibatkan
orang dan mesin dalam lingkungan pendidikan, kegiatan meliputi perencanaan,
produksi, seleksi, manajemen dan pemamfaatan orang dan mesin
serta seluruh sistem instruksional.
Teknologi pendidikan
itu bukan berarti penggunaan produk teknolologi dalam bidang pendidikan
misalnya , seperti pendingin ruangan, penggunaan komputer dan sebagainya. Tapi teknologi pendidikan tersebut
adalah sebuah pendekatan yang unik yaitu berupa pengintegrasian secara
sistematis keseluruhan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber
–sumber belajar yang memungkinkan anak didik terlibat dalam
proses belajar.
B. DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI
1.
Menurut Nasution (1987 : 20) Teknologi
pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat informasi yang
digunakan untuk tujuan pendidikan.
2.
Teknologi Pendidikan adalah
pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem- sistem, teknik, dan alat bantu
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution, 1987 : 7)
3.
Teknologi pendidikan merupakan proses
yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahanya, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia. (Miarso, 1986 : 1)
4.
Teknologi pendidikan merupakan suatu
bidang garapan khusus yang berkepentingan mengatasi permasalahan belajar pada
manusia, dengan memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non-insani dan
menerapkan konsep sistem dalam usasha pemecahannya itu.
5.
Definisi awal Teknologi Pendidikan
(1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai media, media ini sebagai media
pembelajaran visual yang berupa film, gambar, dan tampilan media ini
menampilkan suatu mata pelajaran.
6.
Teknologi Pendidikan (1960) dipandang
sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan-
kemungkinan solusi dari permasalahan tersebut.
7.
Teknologi pendidikan (1970) adalah suatu
cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan belajar yang
spesifik.
8.
(Menurut
AECT 1972) Teknologi pendidikan adalah satu bidang atau disiplin dalam
memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan,
pengorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan
melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
9.
Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah
proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan
organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
10.
Menurut AECT (2004) Teknologi pendidikan adalah
studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan
kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses
dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap
untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) dan
meningkatkan kinerja.
11.
Mac kanzie dan Eraunt teknologi merupakan study sistematik mengenaicara
bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif.defenisi ini mempinyai
cirri cirri, yaitu tidak menyebutkan perangkat keras dan perangkat lunak dan
berorientasi pada proses pencapaian tujuan .
Dari pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktifitas belajar
dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara
sistematis.
C. TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN
AKSIOLOGI
Setiap cabang ilmu membutuhkan dasar atau patokan
sebagai pembenaran. Dalam falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai 3
komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh yang didukungnya yaitu Ontologi
(apa) yaitu rumusan gejala pengamatan pada suatu objek telaah, yang tidak
digarap bidang telaah lain, Epistemiologi
(bagaimana) yaitu usaha untuk memperoleh kebenaran dalam objek telaah dan Aksiologi (untuk apa) yaitu nilai-nilai
yang menentukan kegunaan dari objek telaah.
Sejumlah asumsi dimunculkan sebagai dasar patokan pembenaran
untuk menentukan gejala yang diamati yaitu :
1.
Ilmu pengetahuan
berkembang pesat, dengan implikasi bagi kebanyakan orang untuk mengikuti
perkembangannya.
2.
Pertambahan jumlah
penduduk, implikasi semakin banyak yang membutuh pendidikan.
3.
Perubahan sosial, ekonomi,
politik, industri, dan budaya, implikasi re-edukasi pendidikan ( terus menerus)
4.
Budaya dan penyebaran
teknologi semakin luas, termasuk didalamnya bidang pendidikan.
5.
Semakin terbatasnya sumber
tradisional, menuntut adanya sumber baru dan pemanfaatan sumber terbatas secara
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dari serangkaian implikasi yang muncul dari asumsi diatas, maka
diperlukan suatu telaah khusus, hal ini dijadikan telaah/penggarapan dalam
teknologi pendidikan yang tidak digarap dalam bidang ilmu lain. Itulah yang menjadi
alasan mengapa landasan teknologi pendidikan perlu dipersoalkan.
Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah
pengetahuan dikaitkan dengan pertanyaan;
1.
Apakah masih dimungkinkan
adanya telaah
baru? (hasil penggarapan objek telaah)
a.
Wujud Objek Telaah
Mengarah kepada Apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan. Dalam
ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi
pendidikan dibagi 4, yaitu:
1)
Revolusi ke-1, orangtua
menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada orang lain yang ahli.
2)
Revolusi ke-2,
pembelajaran menggunakan bahasa lisan/tulisan, kegiatan pendidikan
dilembagakan.
3)
Revolusi ke-3, muncul
media cetak, terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak siswa dan lebih
cepat, sementara itu kemampuannnya makin terbatas hingga perlu menggunakan
media.
4)
Revolusi ke-4, muncul
media elektronik. Pada saat ini, teknologi dan media dalam dunia pendidikan
berkembang pesat. Pendidikan mulai difokuskan pada mengajar anak didik tentang
bagaimana belajar.
Ajaran selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia
hidupnya melalui sumber dan saluran. Hal ini memunculkan gejala-gejala baru,
yaitu:
1) Adanya berbagai macam sumber belajar termasuk orang, pesan,
media, alat, metode, dan lingkungan.
2)
Perlunya sumber tersebut
dkembangkan, baik secara konseptual maupun secara factual.
3)
Perlu dikelolanya kegiatan
pengembangan maupun sumber-sumber belajar untuk belajar.
Ketiga hal diatas
merupakan ruang lingkup wujud objek
penelaahan (landasan ontologi), teknologi pendidikan.Sumber lain
menyatakan, bahwa ontologi dari teknologi pendidikan yaitu:
1)
Belajar sepanjang hayat
(life long education).
2)
Kesempatan belajar
terbatas.
3)
Sumber belajar tradisional
terbatas.
4)
Sumber yang ada dan
potensial belum didayagunakan.
5)
Perlu usaha khusus.
6)
Perlu pengelolaan dengan
pendekatan baru.
b.
Penggarapan Objek Telaah
Mengarah kepada Sampai
dimana ruang lingkup objek telaah. Teknologi
pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam disiplin ilmu
lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya,
objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan
memandang bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari
semua ilmu digabung secara sistematik
dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.
Usaha
yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian
merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola
keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan
baru dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Keseluruhan masalah
belajar dan upaya pemecahannya dikelola secara simultan. Semua situasi
diperhatikan dan dikaji secara saling terkait, bukan terpisah-pisah.
2)
Unsur yang berkepentingan
diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik.
3)
Penggabungan proses
kompleks di atas harus mengandung sinergisme (daya lipat) berbeda jika
masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri.
Ketiga ciri diatas
merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun menjadi penggarapan
objek telaah (landasan epistimologi) teknologi pendidikan.Sumber lain menyatakan, bahwa epistimologi dari teknologi
pendidikan adalah:
1)
Isomeristik: penggabungan berbagai
disiplin menjadi kebulatan tersendiri.
2)
Pendekatan sistematik:
berurutan, terencana dan terarah.
3)
Pendekatan sinergistik:
berdaya lipat/bernilai tambah.
4)
Pendekatan sistemik:
menyeluruh/komprehensif.
5)
Pendekatan inovatif:
sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya.
6)
Integratif: terjalin dalam
suatu sistem atau sruktur dan tidak terpisahkan.
c.
Hasil Penggarapan Objek
Telaah
Ini mengarah kepada Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru. Dari dua
landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan
potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan,
peningkatan partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi
antara pendidikan dan pembangunan.
Kegunaan
teknologi pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1) Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan cara:
a)
Mempercepat tahapan
belajar.
b)
Membantu guru menggunakan
waktu lebih baik.
c)
Mengurangi beban guru
menyajikan informasi.
2)
Memberikan kemungkinan
pendidikan yang sifatnya lebih individual.
a)
Mengurangi kontrol yang
kaku dari guru.
b)
Memberikan kesempatan anak
berkembang sesuai kemampuannya.
3)
Memberikan dasar
pengajaran yang lebih ilmiah.
a)
Perencanaan program
pembelajaran lebih sistematis.
b)
Pengembangan bahan
dilandasi penelitian perilaku.
4)
Lebih memantapkan
pengajaran dengan jalan:
a)
Meningkatkan kapasitas
manusia dengan berbagai media komunikasi.
b)
Penyajian data dan
informasi secara lebih kongkrit.
5)
Memungkinkan belajar
secara lebih akrab, karena dapat:
a)
Mengurangi jurang pemisah
antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
b)
Memberikan pengetahuan
dari tangan pertama.
6)
Memungkinkan penyajian
materi lebih luas dan merata.
a)
Pemanfaatan bersama tenaga
atau kejadian yang langka secara lebih luas.
b)
Penyajian informasi
menembus batas geografis.
Hal
inilah yang merupakan hasil dari
penggarapan objek telaah (landasan aksiologi) teknologi pendidikan sebagai
suatu disiplin ilmu.Dalam versi lain, dinyatakan bahwa aksiologi dari teknologi
pendidikan yaitu:
1)
Efektivitas dan
produktivitas kegiatan.
2)
Efisien
sipenyelenggaraannya
3)
Meluaskan kesempatan
pendidikan.
4)
Penyesuaian dengan
kebutuhan dan kondisi pembelajar.
5)
Keserasian dengan
perkembangan lingkungan.
6)
Pendekatan dari bawah (buttom-up approach).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar